Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LAPORAN HASIL OBSERVASI KEARIFAN LOKAL WONOSOBO

LAPORAN HASIL OBSERVASI KEARIFAN LOKAL WONOSOBO

Banyak kearifan lokal yang ada di wonosobo, tetapi beberapa hanya menjadi sebuah adat istiadat setempat dan tidak diketahui oleh masyarakat umum hanya masyarakat di daerah tersebut saja yang tahu. Bicara tentang kearifan lokal Kabupaten Wonosobo tidak bisa lepas dari kearifan lokal Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo yang meliputi adat istiadat, budaya, tradisi, kesenian, makanan khas serta kebiasan masyarakat di daerah kawasan dataran tinggi dieng. Beberapa kearifan lokal yang diketahui diantaranya:

1. Ruwatan Cukur Rambut Gimbal

 Hasil gambar untuk ruwatan rambut gimbal

 Sungguh unik, banyak anak kecil yang mempunyai rambut gimbal di Dataran Tinggi Dieng. Fenomena ini erat kaitannya dengan hal-hal spiritual. Masyarakat Dataran Tinggi Dieng beranggapan rambut gembel atau gimbal tidak dapat dihilangkan begitu saja karena seorang anak yang berambut gembel merupakan keturunan leluhur atau pepunden Dieng, versi lain menyebutkan rambut gembel dipercayai sebagai "balak" atau yang dapat mendatangkan musibah. Rambut gimbal atau gembel merupakan rambut yang tumbuh menggumpal lebih dari sehelai mirip seperti rambut musisi reggae. Seorang anak yang akan mempunyai rambut gimbal biasanya ditandai dengan demam tinggi menyerang anak tersebut. Sampai sekarang keberadaan rambut gimbal masih menjadi misteri di Dataran Tinggi Dieng dan juga belum ada penelitian medis mengenai hal tersebut. Prosesi upacara atau ruwatan cukur rambut gembel atau gimbal merupakan tradisi masyarakat Dataran Tinggi Dieng yang dilakukan setiap setahun sekali dimana anak berambut gembel yang umurnya sudah diatas 7 tahun maka wajib mengikuti ruwatan cukur rambut gembel. Tujuanya agar hilang "balak" yang ditimbulkannya. Ruwatan cukur rambut gembel atau gimbal akan dilaksanakan setelah orang tua megabulkan apa yang menjadi permintaan si anak, biasanya permintaannya tidak masuk akal. Sesuai kepercayaan nenek moyang dahulu permintaan tersebut wajib untuk dipenuhi karena jika tidak terpenuhi maka si anak akan mengalami sakit-sakitan atau bahkan berujung kematian. Ruwatan cukur rambut gembel atau gimbal bertujuan untuk menghilangkan rambut tersebut supaya si anak mempunyai rambut seperti orang normal, Selain itu juga si anak akan memperoleh keberkahan dan kesehatan. Sebelum melaksanakan ruwatan cukur rambut gembel atau gimbal tokoh spiritual atau tokoh agama wajib memandikan anak tersebut dengan air kramat yang diambil di daerah Dataran Tinggi Dieng contohnya di Goa Sumur. Prosesi ruwatan cukur rambut gembel atau gimbal dilengkapi dengan sesajen berupa tumpeng putih dengan dihiasi buah-buah yang ditancapkan, jajanan pasar, 15 jenis minuman dan permintaan si anak. sesudah memanjatkan doa, tokoh agama akan  mengasapi rambut anak tersebut dengan kemenyan kemudian prosesi terakhir adalah  memotong rambut gimbal tersebut dengan diawali memasukkan cincin sakti atau magis ke setiap helai rambut gimbal dan memotongnya satu-satu. Rambut yang telah dicukur lalu dibungkus dengan kain putih lalu kemudian dilarung di Telaga Warna Dieng atauke sungai. Sampai dengan sekarang ruwatan cukur rambut gembel atau gimbal mampu menjadi daya tarik sektor pariwisata di Dataran Tinggi Dieng.
2. Carica Dieng

 Gambar terkait


Merupakan family dari caria papaya yang kita ketahui sebagai buah yang lezat jika ijadikan manisan, bijinya mempunyai warna hitam dan pahit rasanya jika dimakan. Jenis Carica Dieng memiliki daun lumayan tebal, buahnya kecil dan jika masak warnanya berubah  kekuning-kuningan serta mempunyai aroma wangi yang khas. Jika akan dimakan langsung maka yang dimakan bukan buahnya tetapi daging bijinya yang warnanya putih dan beraroma khas serta rasanya asam manis, yang sangat berbeda dari buah lain. Sedangkan daging buahnya cocok sekali jika dijadikan manisan. Sekarang manisan carica sudah banyak diproduksi secara home industry, dijadikan minuman dalam botol yang biasanya bertuliskan “Carica Dieng”.
Agar tanaman ini dapat tumbuh baik dan menghasilkan kualitas buah yang bagus tanaman carica membutuhkan ketinggian antara 1800-2200 meter diatas permukaan laut. Jenis ini diperkirakan berasal dari Amerika Selatan, dibawa ke Indonesia oleh orang Belanda (Ir. Krammers) dan ditanam serta dikembangkan di Kawasan Dataran Tinggi Dieng oleh sekitar tahun 1900. Sama halnya dengan Purwaceng, tanaman carica belum maksimal dibudidayakan dan hanya tanaman selingan saja di ladang para petani.
3. Tari Lengger


 Hasil gambar untuk tari lengger dieng


Lengger adalah suatu kesenian tari yang asalnya dari Banyumas, pada mulanya kesenian ini digunakan sebagai tarian ritual sebagai untuk menolak musibah dan sarana ruwatan. Kesenian Lengger telah ada sejak zaman nenek moyang dahulu dan telah dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga supaya para pemuda rajin untuk ke Masjid. Kesenian Lengger adalah kesenian tradisional kerakyatan yang mewarnai kehidupan masyarakat di kawasan Dataran Tinggi Dieng, kesenian ini juga mempunyai peran dalam kehidupan masyarakat seperti dalam acara bersih desa, pelengkap perayaan hari besar, dan juga sebagai hiburan serta sarana pendidikan. Sebuah karya seni yang diciptakan manusia sebagai bentuk ekspresi budaya dan merupakan ungkapan sosialnya, sehingga karya seni diciptakan oleh manusia tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri sendiri tetapi juga untuk kebutuhan orang lain (Wadiyo 2006:141). Seorang penari lengger dituntut harus mampu menari dan bernyanyi sekaligus, dengan memainkan gerakan secara lincah dan dinamis hal ini merupakan ciri khas identitas daerah, bahkan menjadi nilai-nilai budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat. Keberadaan kesenian lengger pada zaman sekarang mulai tergusur dengan kemajuan zaman terutama di daerah Dieng dan sekitarnya lama-kelamaan semakin surut. Jika kita meninjau kembali daya minat masyarakat terhadap kesenian ini semakin berkurang, hal ini dikarenakan adanya moderenisasi zaman. Contohnya masyarakat lebih senang untuk menonton hiburan modern daripada kesenian tradisional. Upaya dalam melestarikan kesenian tari lengger perlu digalangkan oleh muda-mudi desa serta semua unsur masyarakat, apalagi Dieng adalah kawasan wisata, dimana sektor wisata tak bisa lepas dari namanya seni budaya yang ada di daerah tersebut. Bahkan keberadaan kesenian ini dapat menjadi nilai tambah pariwisata di kawasan wisata  Dataran Tinggi Dieng. Kedepanya perlu adanya kerjasama baik warga masyarakat serta pemerintah yang diwakili oleh dinas-dinas terkait untuk mengusahakan agar kesenian ini tetap eksis dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

4. Mie Ongklok


 Hasil gambar untuk mie ongklok

adalah sebuah hidangan mie kuah khas Kabupaten Wonosobo, Jawa tengah. Mie Ongklok terbuat dari mie berukuran cukup besar yang direbus bersama sayuran selanjutnya dituangi dengan kuah kental dengan bumbu khusus yang sering disebut “loh”, sehingga memiliki cita rasa yang khas pada Mie Ongklok ini. Mie Ongklok sudah sangat terkenal oleh para wisatawan yang telah berkunjung ke daerah Dieng, sehingga menjadi salah satu makanan khas yang wajib dicoba jika berkunjung ke Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Disebut Mie Ongklok sebab dalam proses pembuatannya menggunakan “Ongklok”. Ongklok merupakan alat berbentuk keranjang kecil terbuat dari anyaman bambu yang digunakan untuk merebus mie tersebut. Dalam proses pembuatannya, bahan-bahannya yang terdiri dari mie, sayur kol, dan potongan daun kucai diletakkan di dalam ongklok. Kemudian di celupkan secara berulang-ulang ke dalam air mendidih hingga matang. Setelah matang kemudian disajikan ke dalam mangkuk dan disiram kuah kental yang dibuat dengan bumbu khusus. Biasanya Mie Ongklok disajikan dengan tempe kemul, sate sapi, dan keripik tahu. Kita juga dapat menambahkan bawang goreng dan kecap sebagai penambah rasa. Namun jika Anda penyuka makanan pedas, anda juga bisa menambahkan sambal atau merica bubuk. Rasa Mie Ongklok ini terbilang unik, karena bumbu dan campuran ebi menciptakan rasa yang pas pada kuah Mie Ongklok. Selain itu saat jika dimakan denga sate sapi akan menambah kelezatan mie ongklok tersebut.
IMC future
IMC future IMC Future owner dari Blog Salam Pikir. Ngeblog dari tahun 2019 sampai sekarang. Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel di blog saya ini. Semoga bisa bermanfaat bagi semuanya.

Posting Komentar untuk "LAPORAN HASIL OBSERVASI KEARIFAN LOKAL WONOSOBO"